Rabu, 26 September 2012

Fan Fiction Hey! Say! JUMP Heaven’s Will



Heaven’s Will



Author  : Himeno Lucia-chan / Hime-chan
Main cast         : Hime (OC)
  Ryo (NYC/HSJ)
  Chinen (NYC/HSJ)   
  Yuma (NYC)
  Kei (HSJ)
Title                  : Heaven’s Will
Rating               : Pg 15
Disclaimer        : Cerita ini adalah sekuel dari dorama Jepang Koishite Akuma yang diperankan Nakayama Yuma dari NYC, tapi cerita ini hime buat sendiri. Happy reading

Udara malam ini sangat dingin, hujan turun dengan derasnya menambah suram suasana . Dibawah sebuah pohon besar terlihat seorang anak laki-laki yang sedang berteduh, wajahnya terlihat tanpa expresi, seperti bukan manusia hidup . Tak jauh darinya terlihat seorang gadis yang sangat cantik, kulitnya sangat pucat seperti mayat, mengenakan gaun hitam, memakai payung hitam, dan disebelahnya terdapat seekor anjing yang berwarna hitam pula . Gadis itu sedang memperhatikan si anak laki-laki dengat tatapan kosong dari matanya yang terlihat dingin . Si anak laki-laki yang diperhatikanpun menyadarinya dan balas menatap gadis itu  cukup lama, dan gadis itu pergi begitu saja, si anjing mengikuti kemanapun sang gadis berjalan.
Si anak laki-laki pun mengikuti cukup jauh dibelakangnya dengan berbasah-basah karna air hujan, tak lama kemudian gadis itu memasuki sebuah puri yang sangat besar, megah, namun tak terawat . Si anak laki-laki memperhatikan sebantar, lalu pergi. . .


***

Pagi ini terlihat mendung, hujan gerimis masih mengguyur kota, hujan deras semalam meninggalkan kabut tebal yang menutupi pandangan .
“Hime-chan, hari ini hujan lagi . . .” kata seorang anak kecil yang bernama Chinen
“Hm . . . bagus kan?! Suasana jadi terasa tentram”
Anak kecil itu memasang wajah sedih, “ tapi kalau hujan begini aku jadi tak bisa jalan-jalan . . ., padahal kesempatanku untuk jalan-jalan dengan wujud inikan tidak lama”
“ini kan masih pagi, kau masih punya waktu sampai sore nanti, lagipula besok juga masih ada waktu!” kata Hime sambil tetap membaca bukunya. “ Ryo masih tidur ya?”, 
“Hm! Dia itu kalau malam tak pernah ada dirumah, tapi kalau siang kerjanya hanya tidur terus!” Chinen memandang keluar jendela dengan matanya yang bulat .
“Hime-chan aku lapar . .. .”,
“semalam toko dagingnya tutup, jadi sekarang belum ada!”
“tapi aku lapar sekali . . . aku belum makan semalaman !”,
“Hhhh . . .” Hime menghela nafas sambil menutup bukunya, “kau tahukan aku tidak suka keluar . . .?!” kata Hime sambil melirik chinen tajam. Chinen tidak menjawab hanya menunjukkan muka melasnya namun terlihat imut, seperti anak anjing yang memengemis makanan.
“baik-baik aku mengerti, kita beli sekarang. . .” kata Hime sambil beranjak dari duduknya. “Asyik . . .” kata Chinen riang.

Hime adalah gadis yang sepertinya berusia 14. gadis penyendiri, dia tidak suka bergaul dengan orang-orang disekitarnya, dia menarik diri dari masyarakat dan hanya hidup bertiga bersama Chinen dan Ryo. Mereka bertiga tidak memiliki hubungan apa-apa, hanya saja mereka adalah orang-orang yang bernasib sama, karna itu mereka bisa bersama. Entah apa yang terjadi dimasa lalunya, tapi sampai sekarang dia selalu tampak seperti itu, sudah bertahun-tahun wajah Hime tidak berubah sama sekali, entah berapa usia dia sesungguhnya.
Chinen, sebenarnya dia adalah seekor anak anjing yang ditemukan oleh Hime, saat itu keadannya sangat menyedihkan . Hime menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Chinen jika dibandingkan dengan anak anjing biasa, lalu ia membawanya pulang dan merawatnya, dan memberinya nama ‘Chinen’ sampai akhirnya Chinen menunjukkan wujud manusianya. Hime sama sekali tak merasa terkejut, karna dirinya sendiri juga special.
Ryo, Pria tampan yang tampak berusia 19 tahun, sebelumnya dia adalah orang yang sering dikejar-kejar polisi karna kasus pembunuhan . Setiap minggu diberitakan ada seorang yang meninggal dalam keadaan darah berceceran dan itu adalah ulah ryo, dia melakukannya untuk bertahan hidup . Ryo tidak menghisap darah dari leher korban karna tak ingin membuat orang berfikir ada vampire di kota yang hanya akan membuatnya semakin kerepotan. Ya, Ryo adalah seorang vampire, Suatu hari Ryo lari dari kejaran polisi dan saat itulah ia bertemu dengan Hime. Hime menawarkan kehidupan yang aman untuknya, dengan syarat tak akan membunuh orang lagi. Mulai hari itu ia tinggal bersama Hime. Hime mengizinkan Ryo untuk menghisap darahnya satu minggu sekali, meskipun Ryo sudah sering menghisap darah Hime tapi ia tidak juga meninggal, itulah kenapa Hime menyebut dirinya special.

Hime dan chinen dalam perjalanan menuju toko daging, Chinen sangat senang saat berjalan-jalan dengan wujud manusianya, dia berlari-larian layaknya seorang anak kecil . Chinen sering kali mengajak Hime mampir ke tempat lain, tapi Hime selalu menolaknya.
Setelah mendapatkan apa yang dicari mereka langsung pulang. Dalam perjalanan lagi-lagi Hime bertemu dengan Si anak laki-laki yang ia temui semalam. Si anak laki-laki juga memperhatikan Hime, ada yang berbeda batinnya, semalam dia bersama anjing hitam, dan sekarang dia bersama seorang anak kecil . Si anak laki-laki yang sejak semalam terus kehujanan dan tidak diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya . Hime hanya menatapnya sebentar dan pergi . Lagi, anak laki-laki itu mengukutinya lagi, kali ini dengan jarak yang cukup dekat, hanya beberapa meter dibalakang Hime dan Chinen . Hime yang mengetahui itu hanya diam saja dan terus berjalan dengan payung hitamnya, Chinen sesekali melihat kebelakang .

“Hime-chan orang itu berjalan dengan terhuyung-huyung, wajahnya sangat pucat, sepertinya ia kelaparan”
“itu bukan urusanku  . . .” kata Hime tanpa menoleh. Tiba-tiba
BRRUKK . . .
Anak laki-laki itu pingsan, Hime menghentikan langkah kakinya dan menoleh .

***

Hujan telah reda, matahari mulai menempakkan sinarnya .
Anak itu menyipitkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan sinar terang yang datang padanya, saat matanya sudah terbuka lebar ia buru-buru mencari tempat teduh agar terhindar dari terangnya cahaya matahari.
Hime hanya memperhatikan gerakan anak itu yang sebelumnya sudah diduganya, Hime memang sengaja membaringkannya di atas rumput ditempat terbuka , maksudnya sih agar cepat bangun.

“kau sudah sadar?” Tanya Hime tanpa ekspresi, anak laki-laki tidak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya agar terhindar dari cahaya matahari yang berusaha menyerang wajahnya.
“kau bukan manusia kan?” Tanya Hime tiba-tiba
DEGG . . . anak itu kaget mendengar pertanyaan Hime yang tiba-tiba, dia tidak menyangka gadis itu akan menanyakan hal itu.
“bagaimana kau tau . .  . . apa kau sama sepertiku”
“Lie’ aku hanya manusia biasa  . . . hanya sedikit berbeda”
“lalu  . . . . anak kecil itu . . . tadi dia bersamamu kan?”
“chinen? aku menyuruhnya pulang lebih dulu, dia temanku”
“aku rasa dia bukan manusia, aku benar kan?” Hime memandang anak itu sejenak “ siapa namamu?”
“. . . . aku tidak punya nama”,
“jadi bagaimana aku memanggilmu .  . .” ,
“Luka, seperti itulah orang-orang memanggiku di kehidupan sebelumnya . . ., tapi sekarang aku tak mau nama itu lagi”
Hime sedikit kaget mendengar pernyataan anak itu,  “sebelumnya? Jadi kau . . . . telah gagal sebagai vampire?! Tapi kenapa kau masih ada disini? Harusnya kau sudah mati kan?”,  Hime mulai tertarik dengan masalahnya.
“kau tahu tentang hal itu?” anak itu menatap heran kearah Hime. Hime hanya diam saja.
“ikutlah denganku . . .Yuma” Hime menamainya seenaknya sendiri. “Yuma? Apa itu?”
“kau bilang kau tidak punya nama, jadi aku menamaimu Yuma!” Hime berdiri dan berjalan mendahului Yuma. Yuma yang tidak terlalu peduli pun mengikutinya.

Mereka bejalan cukup lama, sinar matahari yang cukup terik benar-banar membuat sakit mata. Hime yang sejak tadi tetap menggunakan payungnya meskipun tak lagi hujan.
“nah, pinjamkan payung itu padaku” pinta Yuma yang berjalan dibelakangnya.
“lie', aku terbiasa hidup dirumahku yang gelap, sinar matahari hanya membuatku sakit mata”
“demo boku ga vampire, aku lebih tidak tahan cahaya dibandingkan kau”
“kau kan vampire gagal, pasti sebelumnya kau sudah terbiasa dengan kehidupan manusia normal kan?”
Yuma tidak membalas, hanya menatap Hime tajam.

Sesampainya dirumah Chinen menyambut kedatangan Hime.
“Hime-chan, okaeri . . .” Hime hanya menjawabnya dengan tersenyum.
Dua orang penghuni rumah ini sama-sama pendiam dan bersikap dingin, karna itu rumah ini kadang terlihat sangat sepi, Hanya Chinen yang bisa menjadi pencerah dirumah itu.

“wah, orang itu ikut pulang” teriak Chinen sambil melihat Yuma.
Yuma melihat sekeliling rumah, ‘rumah ini sangat nyaman, tidak banyak cahaya yang masuk’ itulah pikir Yuma
Hime berjalan menuju ruang tengah, dan mendapati Ryo sedang rebahan di sofa sambil membaca buku.
“kau sudah bangun?” Hime duduk di sofa sebelah Ryo
“Hm . . . . !” jawab Ryo singkat, “aku lapar” Hime yang mengerti lalu merebahkan dirinya diatas sofa.

Diruang tamu Yuma masih berdiri sambil melihat sekelilingnya  “kau masih disini?! Masuklah . . .” kata Chinen sambil kembali duduk dan melanjutkan aktifitasnya tadi, yaitu makan daging.

Secara perlahan Yuma memesuki ruang tengah dan terkejut dengan apa yang dilihatnya, Hime merebahkan badannya di sofa dan ada seorang laki-laki yang sedang menggigit lehernya, wajah Hime terlihat sedikit kesakitan. Merasa ada yang melihatnya dari belakang Ryo menghenghentikan aktifitasnya. Lalu Ryo mengalihkan pandangannya kearah Yuma, darah Hime masih terlihat menetes di bibir Ryo. Hime mengikuti arah pandang Ryo.

“masuklah . .” kata Hime sambil mengubah posisinya menjadi duduk. Yuma pun masuk keruang tengah dan duduk di sofa depan Ryo dan Hime.
“mulai hari ini tinggalah disini . . . .” Kata Hime pada Yuma sambil memegangi lehernya yang masih terasa sakit.
Yuma tidak menjawab, dia masih heran dengan apa yang dilihatnya tadi, bagaimana bisa dia membiarkan dirinya dihisap darahnya seperti itu, Yuma mengalihkan pandangannya kearah Ryo.
“Dia Ryo, sama denganmu” Hime memperkenalkan Ryo, “ kenapa dia harus tinggal bersama kita?!” Tanya Ryo pada Hime.
“aku tidak bisa membiarkan orang yang bernasib sama denganku kelaparan diluar sana . . .” ,
“bernasib sama?” Tanya Yuma
“saat orang-orang tahu bahwa kau berbeda dari mereka, mereka akan memperlakukanmu secara tidak adil . . .”, “oh iya dan kau boleh menghisap darahku . . .”
“apa?” kata Yuma sedikit heran
“APAA??” Ryo yang biasanya selalu bersikap dingin kini berteriak histeris, “ bagaimana denganku?” Ryo tidak terima.
“kau bisa melakukannya tiap hari Minggu, dan Yuma tiap Rabo, adilkan?” kata Hime dengan tenang.
“aku tidak bisa membagi makananku dengan orang lain” kata Ryo ketus.
“Jangan perlakukan aku seperti makanan” Hime menatap tajam kearah Ryo. “aku adalah pemilik rumah ini, jadi aku yang memutuskan”
“POKOKNYA AKU TIDAK AKAN MEMBERIKAN ‘MAKANANKU’ PADA ORANG LAIN!!!” Ryo yang merasa kesal meninggalkann ruangan. Hime tidak memperdulikan kemarahan Ryo.

Chinen yang mendengar teriakan Ryo pun masuk keruang tengah dan melihat kearah Hime dan Yuma dengan pandagan seolah bertanya ‘apa yang terjadi pada Ryo-chan’, kemudia ia pergi mengikuti Ryo yang menuju kamarnya dilantai atas.
“aku tunjukkan kamarmu” kata Hime dan berjalan menuju tangga , naik ke lantai atas. Yuma mengikutinya.
Dirumah besar bergaya belanda kuno ini ada sangat banyak kamar kosong. Hime memberi Yuma kamar yang berjarak cukup jauh dari kamar Ryo.

“mungkin agak kotor, kau bisa membersihkannya sendiri” kata Hime.
Lalu mereka memasuki ruangan yang cukup luas, banyak sekali terdapat sarang laba-laba dan debu, sepertinya sudah bertahun-tahun ruangan ini tidak ditempati. Didalamnya hanya terdapat sebuah ranjang berukuran besar, dan sebuah lemari besar yang kosong. “ Oh iya  badan mu sangat lemah, kau boleh menghisap darahku sekarang”, “Ah ti-tidak usah, aku masih bisa bertahan”
“ya sudah . . .”

***

Dikamar Ryo, “Doushitano Ryo-chan?” Ryo menoleh sebentar kearah Chinen,
“betsuni . . .”
Chinen duduk disamping Ryo yang sudah merebahkan dirinya diatas kasur.
“wakatteruyo . . . aku juga tidak suka jika ada orang baru yang masuk diantara kita bertiga” kata chinen “kita sudah lama hidup bersama, tidak enak rasanya jika ditambah orang baru! Tapi ini keputusan Hime-chan, kita tak bisa berbuat apa-apa!” kata chinen
“Aku. ...., bertemu dengannya 3 tahun yang lalu, saat itu aku tidak percaya pada apa atau siapa pun, tapi Hime mendekatiku dan menolongku, aku sangat berterimakasih padanya, meskipun jarang  sekali . . . . . tapi aku senang melihatnya tersenyum.” Chinen mendengarkan kata-kata Ryo dengan baik, jarang sekali Ryo bicara seperti itu.
“Hime yang hanya peduli dengan kita, . . . aku sangat menyukainya, aku tidak ingin dia memperhatikan orang lain selain kita” Ryo memejamkan matanya

***

Hari ini pun seperti biasa, rumah suram itu selalu terlihat sepi, Yuri yang biasanya meramaikan suasana sekarang hanya diam dan melihat TV, Ryo tetap mengurung dirinya dikamar, Yuma hanya diam sambil bersandar dipagar balkon lantai 2 dan melihat ke arah jalan.
Chinen berjalan kearah Yuma “kau lihat Hime-chan?” Yuma tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya saja. “Hhh . . .Hime-chan kemana ya? Kalau tidak ada Hime-chan rasanya sepi, 2 orang itu seperti robot saja”
Kali ini Chinen mencoba menghampiri Ryo “Ryo-chan, boleh aku masuk?” tidak ada jawaban dari dalam kamar, Chinen memutar gagang pintu dan terbuka “Ryo-chan . . . .?” “hah, tidak ada? Kemana dia, aku tidak melihatnya keluar .  .” “Huwh!! Membosankan sekali” Chinen pun turun dan melihat TV lagi.


*********

“Apa yang kau lakukan disana?” Tanya Ryo pada Hime yang sedang duduk ditepi danau dengan menggunakan payung hitamnya.
Hime sedikit kaget mendengar suara Ryo yang datang tiba-tiba,
“. . . .disini, dia pergi meninggalkanku . . .” Ryo berjalan mendekati Hime “Oh, vampire  itu . . . ? kau masih mengharapkannya?“
“Apa yang terjadi pada Yuma sekarang, sama dengan yang terjadi padanya 14 tahun lalu . . .”
“apa maksudmu? Vampire yang sudah gagal akan mati dan tak akan hidup lagi!!“ , “Chigau!!!” pekik Hime tiba-tiba “aku benar-benar melihatnya, aku benar-benar bertemu dengannya . . ., dia masih hidup . . .” kata Hime dengan mata berkaca-kaca “dan sekarang aku menemukan yuma yang juga telah gagal sebagai vampire ! tapi dia masih hidup! Itu berarti dia juga benar-benar masih hidup kan?!”
“aku sarankan kau jangan terlalu banyak berharap  . . . .”

___

“Hime-chan, ada yang ingin kubicarakan . .”,
“Kei-kun, nende?”
anak laki-laki itu terdiam sejenak “ Suki desu . .”
“Honto?”
“Hm!”
Hime tersenyum “aku sudah lama menunggu mu mengatakan itu”

___

“Hime, aku ingin mengatakan sesuatu . .” wajah kei sangat serius membuat Hime sedikit khawatir
“Doushitano Kei-kun?”
“aku . . . sebenarnya adalah vampir. . .” tiba-tiba angin musim gugur berhembus kencang menerbangkan dedaunan yang sudah gugur
“kei-kun, sebanarnya aku sudah tau…”
 “nani?”, “ tapi kenapa kau masih mau bersamaku?”
“tidak peduli kau vampire atau manusia, tapi aku sangat mencintai mu, aku ingin kita tetap bersama . . .”
“Hime, kau tidak mengerti apa-apa . . .” ,” kau tau apa tujuanku mendekatimu selama ini?”
Hime hanya menggelangkan kepalanya
“untuk bisa menjadi vampire sejati, aku harus mendapatkan darah seorang wanita yang ditakdirkan untukku, dan itu kau, Hime-chan . . . .”
“Eh . . .aku samasekali tidak mengerti . . . .., apa yang terjadi jika kei-kun tidak melakukannya?”
“jika aku gagal sebagai vampire, maka aku akan menghilang . . .”
“menghilang? Apa maksudnya?”
“mati, dan tak berbekas . . .”

___

“pulanglah, tadi Chinen mencarimu . . . .” kata-kata Ryo menyadarkan Hime
“Ryo  . . . . aku sangat suka melihat mata merah kalian . . .”
“ha ha, kau ini ada-ada saja, kalau kau ingin melihat mata merahku setiap hari maka kau harus merelakan darahmu berkurang setiap hari” Hime hanya diam saja
“kira-kira . . .  apa yang akan terjadi pada kalian sekarang jika hari itu aku tidak mengajukan perjanjian padanya ya . . .”
“apa maksudmu? Perjanjian apa? Pada siapa?”
Lagi-lagi Hime tidak menjawab
“ayo pulang . . .”

***

Yuma sedang memperhatikan jalanan yang sebanarnya tampak sepi, suasana disekitar rumah itu selalu sepi sejak beredar rumor rumah itu berhantu, pemiliknya mati bunuh diri didalam

“apa yang sebenarnya kulakukan disini . . . “
Yuma memejamkan matanya

“jika aku tidak meminum darahnya hingga bulan purnama berikutnya,  . . . aku akan mati . . .   .”
“tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kau hanya perlu menjadikannya vampire sebelum hari pernikahannya”
“menjadikannya vampire?”
“ya! Buat dia seperti dirimu”
“aku tak bisa meminum darahnya . . . .aku tidak tahu kenapa? Tapi aku merasa tidak harus melakukannya, aku tidak tahu kenapa”

******

“Hime-chan kau pulang?” kata Chinen senang
“mana Yuma?” Tanya Hime tergesa-gesa
“di-diatas, Doushita?” Chinen heran melihat sikap Hime
Saat itu juga Hime berlari menaiki tangga mencari dimana Yuma barada, Akhirnya ia menemukan Yuma dikamarnya . Hime langsung menghampiri Yuma

“katakan! Apa yang terjadi padamu setelah kau mati!?” Tanya Hime tiba-tiba dan membuat Yuma heran
“apa maksudmu?”
“sudah cepat katakan!!!” bentak Hime
“aku tidak tahu” jawab yuma datar
“Nani?”
“aku bilang aku tidak tahu! Saat aku terbangun aku sudah ada di atas batu karang dipantai”
Hime diam sejenak
“saat aku berusaha menemui orang-orang yang kukenal . . .ternyata mereka sudah melupakan ku . . .mereka menganggap aku tak pernah ada . . .kau sudah puas? Hanya itu yang kutahu!” Yuma pergi meninggalkan Hime yang diam terpaku

“Kei? Kau keikan?”
“apa maksudmu? Sepertinya kau salah orang, namaku Akira”
“A-arienai! (tidak mingkin!) Kau pasti kei jangan bohong!”
“apa maksudmu?”
“wajah itu . . . .itu adalah wajah Kei . . .”
“Oh, jadi maksudnya kau menyukaiku? Ha ha kenapa tak bilang dari tadi . . ., aku bisa menjadikanmu wanitaku yang ke 15! Sudah lama sekali aku tidak makan wanita secantik dirimu . . .”
Orang itu berusaha memeluk dan mencium Hime, namun Hime memberontak
“Kei Hentikan!!”
“Berhentilah memanggil orang yang sudah meninggalkan mu itu!!”
“Kei tidak seperti ini! Kau bukan Kei!! Lepaskan aku!!”
“aku sudah bilangkan? Namaku Akira! Jika kau memang menyukaiku aku akan dengan senang hati menjadianmu gadisku!!
“Tidak!! Lepaskan!!”

“Kau tidak apa-apa?” Suara Ryo menyadarkan Hime dari bayangan masalalunya
“yah . . .aku tak apa!” kata Hime sambil berlalu meninggalkan Ryo, sebelum Hime berjalan lebih jauh
“aku akan membantumu mencarinya . . .” kata Ryo tiba-tiba
Seketika Hime menoleh kearah Ryo lalu berbalik lagi “tolong ya?” kata Hime pelan

Hari itu juga mereka pergi ketempat dulu Hime bertemu Kei yaitu Kota Osaka
“bagaimana cara menemukannya?” kata Hime
“ikut aku” kata Ryosuke seolah dia tahu diamana orang yang mereka cari berada
Tibalah mereka didepan sebuah club malam
“kau yakin?” Tanya Hime
Ryo tidak menjawab ia langsung memasuki tempat itu, Hime dan Ryo melempar pandangan keseluruh arah, setelah mencari beberapa menit, Hime menemukan orang yang dicarinya Kei
Hime melihat Kei sedang duduk diantara gadis-gadis, Hime tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Kei memang sangat tampan, tapi dulu kelakuannya tak seperti itu, Hime mendekatinya ia tak berkata apa-apa hanya berdiri didepan Kei dengan tatapan kosong

“Oh, kau? mau apa lagi?” Tanya Kei
Hime tidak menjawab, tiba-tiba Ryo muncul didepan Hime
“ada yang mau kubicarakan!” kata Ryo tiba-tiba
“Siapa kau?” Tanya Kei
Kei bisa tahu kalau Ryo adalah vampire sama seperti dirinya,
“Sayang . . .maafya, sepertinya aku ada tamu, nanti aku kembali lagi!” kata Kei pada gadis-gadis itu
“Aaahhh . . . .Akira, kau mau kemana?” Tanya seorang gadis dengan suara manja
“benar, jangan kemana-mana disini saja . . .” kata seorang lainnya
“sebentar saja . . . .tunggu ya! Muuach . .” kata Kei sambil mencium pipi salah seorang gadis
Lalu Kei mengikuti Ryo dan Hime yang berjalan keluar Club

“apa yang kalian inginkan?” Tanya Kei
“katakan padanya!” perintah Ryo pada Hime
Hime hanya diam ia bingung apa yang harus dikatakan, sudah jelas yang ada dihadapannya adalah Kei yang bukan Kei

“apa yang terjadi pada Kei?” Tanya Hime pada orang yang mengaku sebagai akira itu
“apa maksudmu? Aku tidak kenal dengan orang yang bernama Kei!” jawabnya
“TAPI KAU ADALAH KEI!! Wajah itu, tubuh itu, suara itu, semuanya milik Kei!” kata Hime dengan suara bergetar, Ryo hanya memperhatikan Hime
“aku sama sekali tidak mengerti ucapanmu!” kata Akira
“Luka yang ada di pergelangan tanganmu, . . .itu adalah ulahku!”
Akira melihat tangannya, benar ada luka berbentuk salib disana
“apa? Sejak kapan luka ini ada? bagaimana bisa? Harusnya luka seperti ini bisa langsung hilang!” kata Akira tak percaya

“dulu saat kau hendak menyerangku, aku melawanmu dengan liontin salib yang ada di kantung bajuku, meskipun aku tak keberatan pacaran dengan Kei yang seorang vampir, tetap saja aku merasa takut, jadi aku selalu membawanya”
Kei mendengarkan kata-kata Hime walaupun dia tak mengerti sama sekali
“Kei sudah berjanji tidak akan menghisap darahku, tapi malam itu bulan purnama penuh ! Kei kehilangan kesadaran dan mengamuk kau menyerangku! Tapi aku berhasil lolos, melihat Kei yang merasa kesakitan karna menyentuh liontin yang kubawa aku jadi merasa bersalah, Kei terus berteriak kesakitan, aku bingung apa yang harus kulakukan, dalam kebingungan aku hanya bisa menangis, aku juga tak berani mendekati Kei! Setelah beberapa menit Kei mulai tenang, Kau berbaring diatas rerumputan ditepi danau! Melihat Kei yang sudah tenang akupun mendekat, tapi . . . samar- samar kulihat Tubuh Kei mulai meleleh, seperti pasir yang tertiup angin, aku panik sekali, aku berteriak memanggil nama Kei, tapi Kei sendiri hanya tersenyum lembut sambil menggenggam tanganku . . .”
Hime mulai menangis mengenang masalalunya
“Kei bilang   . . . .Gomen, Gomenne Hime-chan . . .” air mata Hime mengalir semakin deras dan kini tangisnya pecah, Ryo dan Kei atau Akira hanya bisa diam melihat kondisi Hime
Setelah puas menangis, Hime melanjutkan ceritanya
“Setelah Kei benar-benar hilang yang bisa kulakukan hanyalah menangis. . . .saat itu muncul seorang vampire dewasa yang mengaku sebagai Hades sang dewa! Dia mengajukan penawaran padaku

“jika kau menginginkan anak yang terbuang itu kembali, kau harus menyerahkan segala yang berharga padaku . . .maka kau akan memiliki kehidupan abadi dan bisa hidup berdampingan dengan vampir”

“dibutakan oleh rasa cintaku pada Kei, tanpa pikir panjang lagi aku menyetujui tawarannya, saat aku pulang kerumah, semua keluargaku meninggal dalam keadaan yang mengenaskan, ayah, ibu, kakak, bibi, dan semua pelayan yang ada semuanya mati . . .”
“setelah menunggu berhari-hari aku tetap tak menjumai Kei, kupikir aku sudah ditipu orang itu tapi . . . .5 tahun kemudian aku menemukannya dengan identitas lain”
“saat itulah aku bertemu denganmu, setelah mendengar ceritaku, tidak bisakah kau mengingat sesuatu?” Tanya Hime pada Akira

“Aku . . . . . tak mengingat apapun, sejauh yang bisa kuingat adalah aku terbangun dalam kamarku setelah tidur panjang, itu saja . . .”
Mereka diam sejenak
“kalaupun yang kau katakan adalah benar, tapi maaf saja sekarang aku bukan orang yang kau kenal dulu” kata Akira dingin
“kau sudah mendengarkannya kan? Orang yang kau kenal dulu itu, sudah benar-benar mati!!” kata Ryo “mungkin kau benar” kata Hime sambil menunduk, lalu berjalan meninggalkan Ryo dan Akira

“terimakasih sudah membantuku” ucap Akira pada Ryo, setelah Hime pergi
“tidak, aku hanya membantu diriku sendiri!, Tapi  . . .terimakasih sudah mau menjauh dari kehidupan Hime!”
“Hime . .  . . .dia gadis yang baik! Jagalah dia, aku tak ingin menyusahkannya lagi. . . .dia jadi seperti ini karna salahku!” kata Akira
“tak perlu kau bilang pun aku sudah berniat begitu!” kata Ryo sambil meninggalkan Akira

******

Setelah tiba dirumah Hime hanya diam saja, dia makin banyak diam jika dibandingkan dengan biasanya, tapi tentu saja dengan bantuan Ryo, Yuma dan Chinen terutama! Hime bisa ceria lagi, dia bahkan lebih ceria dari sebelumnya itu semua karna beban yang dia pikul selama ini telah hilang, ia sudah merelakan Kei untuk benar-benar pergi. Hime sekarang tahu, apa yang terjadi pada vampire yang gagal tidaklah sama

Yuma dan Ryo pun sudah mulai akur, kehidupan didalam rumah yang suram itu kini mulai terasa hangat, tapi tetap saja tempatnya memang selalu suram karna penghuninya adalah para vampire yang tidak suka cahaya
Hari ini giliran Ryo menghisap darah Hime tapi karna minggu lalu Yuma tak menghisap darah Hime dan kini tubuhnya sangat lemah, Hime pun mengijinkan Yuma untuk meghisap darahnya sekarang
“aduuh . . . .kalau seperti ini terus aku bisa kena anemia akut nih . . .” kata Hime setelah darahnya dihisap Ryo dan Yuma bergantian
“Hime-chan bertahanlah!!” kata Chinen yang melihat Hime sangat lemas
“aku buatkan daging bakar ya!!” kata Chinen sambil berlari kedapur
“RYOOO-CHAAANN!!! YUMAAA!!! Apa yang kalian lakukan pada Hime-chanku!!!” teriak Chinen dari dapur

Begitulah suasana Rumah hantu ini satiap hari

Kei juga menikmati kehidupannya sebagai Akira, yang berkencan dengan banyak gadis, lalu setelah bosan dia akan menghisap darahnya
“Ternyata menjadi Akira lebih menyenangkan dari pada jadi Kei” kata Kei
“Khu khu khu . . .”


~~*OWARINASAI*~~


sedikit obrolan gak penting tokoh dibalik panggung



Kouta               : “Oh . . .jadi kamu lebih suka cewek-cewek itu dari pada aku ya . . .!!” (kouta tiba-tiba dating dari belakang saat Kei baru aja ganti baju)
Kei                   : “Ya-yabu-chan . . . kenapa  . . .kok disii, kamu kan gak ikut jadi castnya?”
Kouta               : “inoo-chan . . .teganya dikau padaku . . . .beraninya kau mengkhianatiku” (kouta mendelik sambil bawa golok yang diacungkan pada kei)
Kei                   : “go-gomen yabu-chan kau salah paham!” (Kei mundur-mundur karna takut)
Kei                   : “Hime! Hime yang salah! Dia maksa aku buat mainin peran itu! sumpah aku gak bohong! Itu Cuma acting! Yang aku cinta teteup Cuma akang Yabu seorang! Suer!!”
Kouta               : “bohong! Tadi aku lihat mukamu seneng gitu pas dipeluk-peluk sama cewek-cewek itu” (Kouta membalikkan badannya sambil membanting goloknya ke tanah)
Ryosuke            : “Yabu-kun, goloknya kok gak jadi dipakek sih?”
Kouta               : “diem lu!!”
Kei                   : “Yabu-chan, onegai! Percayalah pada adinda, adinda gak mungkin mengkhianati akang Yabu!” (Inoo ngemis nemis sambil meluk kaki Kouta)
Hikaru : (tendang Kei)
Kei                   : (kelempar jauuuuh banget) swiiinngggg
Hikaru              : “Yabu-chan, udah deh lupai aja si Inoo! Dia tuh gak setia! Aku siap meneriamu kapanpun” (Hikaru ngerayu sambil meluk pinggang Yabu)
Kei                   : (balik dari mojokerto) “Eh monyet! Lu ngapain peluk peluk pacar Gue!!”
Hikaru              : “Lu yang monyet! Udah deh lu pegi sono! Yabu dah gak butuh lu! Ada gue yang siap ngelayanin Yabu-chan!!”
Kei                   : “gak bisa!! Yabu-chan Cuma milik aku!!” (Kei narik lengan kanan Kouta)
Hikaru              : “gak!! Punya Gue!!” (narik lengan Kiri Kouta)
Akhirnya si Kei sama Hikaru main tarik tambang, eh, tarik lengan Kouta maksudnya
Kouta               : “Dareka . . .tasukete . . .” (muka Kouta melaaas banget)

yuma                 : "mereka tuh apa apaan sih?"
chinen               : "udah biasa gak usah dipeduliin"

__________________________________________________________________

Gimana? aneh gak sih? bagus gak sih?
gomen deh kalo ceritanya aneh dan gak nyambung!! Hime-chan masih amatir soal ginian
jadi Hime-chan butuh kritik 'n saran 
tolong reviewnya ya . . . .
jaa dah matta......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar